UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melepas dua guru besar kebanggaannya yang resmi memasuki masa purnatugas pada Rabu (30/3/2022). Acara yang berlangsung secara hybrid ini bertempat di Ruang Sidang 2 Gedung dr. Prakosa UNS serta disiarkan melalui Zoom Cloud Meeting & kanal Youtube UNS. Acara ini digelar sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada keduanya.
Dua profesor tersebut ialah Prof. Dr. Suyitno, M.Pd. dan Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. Keduanya merupakan Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.
Acara dibuka dengan sambutan Ketua Dewan Profesor oleh Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. Ia menjelaskan bahwa purnabakti adalah penghargaan yang diberikan kepada guru besar atau profesor yang menyelesaikan darma dan baktinya. Hal ini ditandai dengan memberikan orasi ilmiah.
“Ketulusan beliau berdua di dalam mengukir sejarah menyelesaikan tugasnya masih dalam sehat wal afiat itu suatu pertanda bahwa beliau betul-betul akan memberikan sebuah lentera baru kepada juniornya untuk kemudian dilanjutkan,” ujarnya.
Ucapan selamat dan terima kasih turut disampaikan Wakil Rektor Umum dan Sumber Daya Manusia UNS, Prof. Dr. Bandi M.Si., Ak., yang mewakili Rektor UNS dalam sambutan berikutnya. Ini karena kedua guru besar telah menunjukkan dedikasi, loyalitas, keteladanan, dan pengabdian yang luar biasa demi kemajuan UNS.
“Sebagai salah datu bentuk komitmen kami dan penghargaan atas jasa kedua profesor tersebut, saya mengundang kembali Prof. Dr. Suyitno, M.Pd. dan Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. untuk mengabdikan ilmu dan tenaganya sebagai guru besar ber-NIDK di FKIP. Semoga dengan kehadiran kedua guru besar senior ini, UNS akan memiliki kecepatan bergerak mewujudkan mimpi besarnya menjadi world class university,” ucap Prof. Bandi.
Pada kesempatan ini, masing-masing guru besar menyampaikan pidato dan orasi ilmiah untuk momen purnabaktinya. Mengawali orasi, Prof. Widha Sunarno menyampaikan orasi berjudul “Pembelajaran IPA (Fisika) yang Menarik, Menantang, dan Menyenangkan (PF3M)”. Konsep-konsep fisika yang abstrak ditampilkan melalui pembahasan yang mengutamakan pada penggunaan logika atau penalaran. Konsep-konsep fisika yang abstrak dapat divisualisasikan dalam bentuk animasi simulasi yang berbasis komputer.
“Dalam PF3M mengacu pada pembelajaran bermakna dan konstruktivistik. Anak membentuk sendiri pengetahuan dipikirannya, anak memperoleh pengetahuan baru, belajar tidak sekadar hafalan, dan mampu mengaplikasikan konsep abstrak menjadi bentuk teknologi yang konkret,” tuturnya dalam orasi ilmiah.
Sementara itu, Prof. Suyitno menyampaikan orasi ilmiah perihal “Reproduksi Teks dan Ideologi: Kajian Sastra”. Ia menjelaskan, subjek reseptif dan produktif sastra harus melihat bahwa kebenaran dalam sastra tidak pernah ada yang selesai dan tak terstruktur. Kebenaran dalam sastra selalu berproses lanjut dan selalu mencerminkan realitas yang harus dibaca berulang-ulang seperti teks. Realitas kebenaran dalam sastra harus dibaca berulang-ulang karena realitas kebenaran dalam sastra selalu terbarui dan kompleks.
Subjek reseptif dan produktif sastra harus melihat bahwa teks sastra adalah hasil dialog kelanjutan kreativitas kreator ketika menyikapi fenomena. Ia juga menjelaskan bahwa sewaktu mengentitas subjek majemuk teks sastra harus dibiarkan berkompetisi dengan teks-teks lain membentuk medan eksotopi yang memustahilkan kesempurnaan antara teks yang satu dengan teks lainnya.
“Kedepan nanti, karya-karya sastra akan penuh kejutan dan ini baru sastra tertulis. Belum nanti ada sastra digital dan sastra lainnya,” tutur Prof. Suyitno.
Usai orasi ilmiah kehormatan disampaikan, acara dilanjutkan dengan penyerahan tongkat estafet secara simbolis dari Prof. Dr. Widha Sunarno, M.Pd. ke Kolega Muda Dr. Sarwanto, M.Pd., M.Si. serta dari Prof. Dr. Suyitno, M.Pd. ke Kolega Muda Dr. Edy Suryanto, M.Pd. Humas UNS
Reporter: Rangga P.A.
Editor: Dwi Hastuti
Sumber Berita:
https://uns.ac.id/id/akademik/uns-lepas-dua-guru-besar-untuk-purnabakti.html