UNS — Untuk meriahkan Dies Natalis ke-46, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Pentas Seni dan Budaya bertempat di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS dan dapat diakses melalui streaming YouTube Universitas Sebelas Maret, Jumat (11/3/2022) malam.
Pagelaran tersebut menampilkan berbagai macam seni, mulai dari seni tarik suara, seni tari, seni musik daerah, kreasi seni pencak silat, hingga seni drama tradisional oleh sivitas akademika UNS.
Turut hadir secara langsung menyaksikan, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, S.H., S.Hum., Ketua dan Sekretaris Majelis Wali Amanat (MWA) UNS, Ketua dan Sekretaris Senat Akademik (SA) UNS, Ketua dan Sekretaris Dewan Profesor, para Wakil Rektor UNS, para Dekan Fakultas di lingkungan UNS, para Direktur dan Ketua Lembaga di lingkungan UNS, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS.
Dalam sambutannya, Prof. Jamal sangat mengapresiasi panitia yang menginisiasi pagelaran Pentas Seni dan Budaya ini karena dianggap selaras dengan visi dan misi UNS untuk mengembankan pengetahuan dan teknologi yang berbasis budaya Indonesia. “Saya sungguh mengapresiasi panitia yang sudah menginisiasi dan menghidupkan kembali suasana yang lebih dari 2 tahun tidak pernah kegiatan yang melibatkan rekan-rekan semua, dari fakultas, lembaga, unit-unit yang menggali potensi seni dan budaya,” ujarnya.
Prof. Jamal juga senantiasa mengharapkan kelestarian budaya di UNS melalui pantun yang disampaikan untuk menutup sambutan tersebut. “Bermain air di tepi telaga, sambil bercanda dengan anak istri. Selamat dan sukses pagelaran seni dan budaya, semoga seni dan budaya di UNS tetap lestari,” ucap Prof. Jamal.
Ketua Dies Natalis ke-46 UNS, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) menyampaikan bahwa Pagelaran Pentas Seni dan Budaya ini merupakan rangkaian acara baru dalam sejarah Dies Natalis UNS tahun ini. Tidak hanya Prof. Jamal, Prof. Reviono juga telah mempersiapkan pantun yang mana tersirat makna bahwa UNS yang telah diperhitungkan eksistensinya di tingkat nasional tidak melupakan budaya yang dimilikinya. “Tahun demi tahun berganti, tak mungkin menyembunyikan usia. Meskipun World Class University, UNS tak lupa budaya Indonesia,” ujarnya.
Pada pagelaran Pentas Seni dan Budaya ini, UPT Humas dan Media UNS mempersembahkan Jingle UNS dan lagu Bersama Untuk UNS, dimana lagu tersebut merupakan campuran dari beberapa lagu daerah yang liriknya diganti berkaitan dengan UNS, terinspirasi dari dosen dan staf Pascasarjana dalam lomba yang diikutinya.
Seni tari tradisional kali ini dipersembahkan oleh Badan Koordinasi Kesenian Tradisional (BKKT) UNS yaitu Tari Gendewo Yudho. Tari yang mengisahkan seorang prajurit yang siap untuk berperang dengan semangat yang luar biasa melalui cinta kasihnya untuk saling melindungi diri, sehingga bisa bersatu dengan hasil apapun itu.
Di sela-sela pagelaran, Prof. Jamal dan 2 Profesor yaitu Prof. Dr. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum., Ph.D. dan Direktur RS UNS, Prof. Dr. Hartono, M.Si. juga menyumbangkan suara emasnya melalui musik keroncong.
DWP UNS mempersembahkan penampilan musik tradisional angklung yang dipimpin oleh Budhi Widjajanti Jamal Wiwoho dengan koordinator Arlin Kuncoro Diharjo. Lagu utama yang dibawakan yaitu ‘Suwe Ora Jamu’ dan ‘Padang Bulan’. Namun, spesial untuk Dies Natalis ke-46 selain 2 lagu utama, DWP UNS juga mempersembahkan lagu Selamat Ulang Tahun dari Jamrud menggunakan instrumen angklung. Dan yang bertindak sebagai konduktor, arranger, sekaligus pelatih adalah Agus Budi Nugroho.
Voca Erudita UNS, sebagai UKM mahasiswa di bidang tarik suara yang telah mengharumkan nama Indonesia dengan mengikuti 2 kompetisi Internasional di Italia dan memborong 8 penghargaan mempersembahkan ‘Kicir Kicir’ lagu daerah masyarakat Betawi dan UNS Kampus Pelopor dan Benteng Pancasila, lagu yang ditulis langsung oleh Prof. Jamal dan Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S.
Gerak kreasi pencak silat dipersembahkan oleh mahasiswa Fakultas Keolahragaan (FKOR) dan UKM Pencak silat UNS yang sudah meraih prestasi, 2 diantaranya adalah Juara PON Mahasiswa dan Juara Nasional Virtual Pencak Silat Championship.
Penampilan terakhir dari Pentas Seni dan Budaya UNS kali ini ditutup dengan drama tari tradisional ‘Senopati Pinilih’. Menceritakan kepahlawanan Anoman dalam membela kebenaran dengan menyelamatkan Dewi Sinta yang ditawan di Taman Argasoka, Negara Alengka oleh Prabu Rahwana. Drama tari tradisional tersebut dibagi menjadi 5 sesi, yaitu Sinto Boyong, Rahwana Gandrung, Anoman Duto, Geger Alengka, Alengka Komperdahono oleh Gladhi Beksan Fakultas Kedokteran (FK) UNS yang dipimpin dr. Maryani, M.Si., SpMK. dengan 30 orang penari.Humas UNS
Reporter: Erliska Yuniar Purbayani
Editor: Dwi Hastuti