UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melepas dua guru besar kebanggaannya yang resmi memasuki masa purnabakti atau pensiun. Acara pelepasan guru besar diselenggarakan secara hybrid bertempat di Ruang Sidang 2 Gedung dr. Prakosa UNS, serta disiarkan melalui Zoom Meeting & kanal YouTube Universitas Sebelas Maret, Kamis (28/7/2022).
Adapun dua guru besar tersebut yaitu Prof. Dr. Ir. Purwanto, M.S dan Prof. Dr. Ir. Sulandjari, M.S. Keduanya merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian (FP) UNS. Acara ini digelar sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada keduanya.
Acara dibuka dengan sambutan Ketua Dewan Profesor oleh Prof. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. Prof. Suranto mengatakan bahwa acara purnabakti sebagai bentuk penghargaan kepada guru besar atau profesor UNS yang telah menyelesaikan darma dan baktinya. Hal ini ditandai dengan memberikan orasi ilmiah oleh keduanya.
“Selamat kepada kedua profesor kita yang luar biasa yakni Prof. Purwanto dan Prof. Sulandjari. Selamat menjalankan purnabakti. Semoga Allah memberikan kesehatan dan keberkahan kepada kedua profesor kita ini beserta keluarga beliau,” ujar Prof. Suranto.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., mengatakan bahwa masa pensiun bukanlah akhir dari segala-galanya dan juga bukan masa yang menakutkan. Menurut Prof. Jamal masa pensiun adalah bagian dari kelanjutan hidup kita.
“Saya atas nama pribadi dan pimpinan UNS mengucapkan selamat dan sukses, karena sampai akhir masa pengabdian, telah menunjukkan dedikasi, loyalitas, keteladanan dan pengabdian yang luar biasa demi kemajuan institusi UNS. Terima kasih juga atas kesetiaan dan loyalitas Prof. Purwanto dan Prof. Sulandjari guru besar yang telah terbukti ikut membesarkan serta mengukir berbagai prestasi dan reputasi UNS hingga menjadi seperti sekarang ini,” terang Prof. Jamal.
Kemudian, Prof. Sulandjari menyampaikan orasi kehormatan yang berjudul “Tantangan dan Pengembangan Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”.
“Pengembangan tanaman berkhasiat obat memiliki nilai penting apabila diolah dan dikembangkan secara tepat karena memungkinkan menggeser peran obat-obatan kimia sebagai media utama penyembuh berbagai penyakit. Sementara pengembangan tanaman berkhasiat obat didasarkan kepada beberapa pertimbangan antara lain besarnya potensi tanaman biofarmaka dan kayanya pengetahuan tradisional masyarakat akan pemanfaatannya, berkembangnya pasar simplisia/obat tradisional atau adanya perusahaan jamu di sekitar lokasi, tersedianya lahan yang sesuai baik secara ekologis maupun aksesibilitas untuk pengembangan budidaya tanaman biofarmaka, sumberdaya manusia (para pakar dibidang biofarmaka dan petani) telah siap,” tutur Prof. Sulandjari dalam orasi ilmiah.
Sementara Prof. Purwanto menyampaikan orasi kehormatannya dengan judul “Meningkatkan Efisiensi Pemanfaatan Nitrogen dalam Budidaya Pertanian Melalui Pengendalian Nitrifikasi”.
“Meningkatkan efisiensi pemanfaatan nitrogen (Nitrogen Use Efficiency) tanah oleh tanaman sangat penting dari segi ekonomi dan lingkungan sehingga diperlukan penghambat nitrifikasi untuk mengendalikan kehilangan nitrogen dari ekosistem dan dampak negatif yang ditimbulkannya,” ucap Prof. Purwanto.
Usai orasi kehormatan disampaikan, acara dilanjutkan dengan ucapan selamat dari kolega berupa pemutaran video untuk kedua guru besar yang purnatugas. Lalu penyerahan tongkat estafet secara simbolis dari Prof. Dr. Ir. Purwanto, M.S ke kolega muda Prof. Dr. Agr. Sc. Ir. Vita Ratri Cahyani, M.P., dan dari Prof. Dr. Ir. Sulandjari, M.S., ke kolega muda Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, M.S. Humas UNS
Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti