UNS — Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta gelar bincang santai (talkshow) untuk merayakan Hari Ibu tahun 2021. Talkshow bertajuk “Profesor Perempuan Berkarya untuk Indonesia” ini digelar pada Rabu (22/12/2021) secara luring di Gedung Pascasarjana lantai 6 dan disiarkan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting dan kanal Youtube Dewan Profesor UNS.
Sebelas perempuan profesor hadir dalam bincang santai yang dipandu oleh Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Kesebelas perempuan profesor yang hadir yakni Prof. Dr. Wiedy Murtini, Prof. Dr. Izza Mafruhah, Prof. Dr. Siswandari, Prof. Dr. MTH. Sri Budiastuti, Prof. dr. Ari N. Probandari, Ph.D., Prof. Dr. Chatarina Muryani, Prof. Dr. I Gusti Ayu KRH, Prof. Dr. Okid Parama Astirin, Prof. Dr. Hartiwiningsih, Prof. Dr. Suciati, dan Prof. Dr. Susy Susmartini.
Satu perempuan profesor UNS juga hadir melalui daring yaitu Prof. Dr. Sri Sulistyowati, dr., Sp.OG(K). Selain itu, turut hadir pula Kepala Srikandi BNI Kantor Cabang Surakarta, Ita Jaya Puspitarini untuk turut berbincang dalam talkshow ini.
Secara bergiliran, para perempuan profesor menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari pembawa acara mengenai peran mereka baik di ranah keluarga maupun di kampus. Tidak lupa pula mereka ditanya tentang arti Hari Ibu bagi tiap individu. Berbagai pandangan berbeda disampaikan oleh para perempuan profesor. Namun, satu hal yang pasti menjadi ibu karier bukanlah hal yang mudah. Perlu pikiran dan tenaga yang cukup serta keikhlasan dan kesabaran yang melimpah untuk menyelaraskan peran mereka di rumah dan di ranah ilmiah.
Namun, hal tersebut tidak membuat mereka bertinggi hati saat Hari Ibu. Beberapa perempuan profesor yang hadir mengatakan bahwa momen Hari Ibu menjadi momentum evaluasi bagi diri mereka. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Prof. Wiedy. Guru besar bidang Pendidikan Ekonomi tersebut menceritakan jika dirinya selalu bertanya kepada anak-anaknya bagaimana perannya sebagai ibu di rumah, apakah sudah baik atau belum.
“Saya memaknai hari ibu itu sebagai evaluasi diri terhadap multiperan kita. Apakah kita bisa melaksanakan dengan baik peran kita sebagai ibu, guru, sahabat anak-anak, dan partner suami. Setiap Hari Ibu saya berkontemplasi tentang hal itu,” ujar Prof. Wiedy.
Tidak dapat dimungkiri, kesibukan sebagai seorang profesor pasti sangat tinggi. Beberapa profesor seperti Prof. Siswandari mengatakan bahwa mobilitasnya tinggi, terlebih saat menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Prof. Siswandari menceritakan bahwa dirinya bisa berpindah ke empat provinsi dalam satu hari untuk menunaikan kewajibannya.
Berbagai rintangan dan pengorbanan harus dilalui tiap perempuan profesor. Mereka memiliki halang dan rintang masing-masing. Namun, hal itu tidak menyurutkan tanggung jawab mereka sebagai ibu di rumah yang mempersiapkan anak-anak mereka menjadi generasi penerus bangsa yang hebat. Bahkan, di tengah kesibukan yang bejibun, Prof. Izza Mafruhah mengungkapkan bahwa dirinya selalu menyempatkan diri memasak untuk anak-anaknya.
“Ada dua poin yang selalu saya lakukan untuk mereka yakni saat menyiapkan nutrisi mereka dengan menyiapkan dan menghidangkan makanan untuk mereka dengan waktu yang terbatas. Kedua, saat mereka bersiap untuk terlelap tidur. Saya mencoba menuntun mereka dengan ayat-ayat al-qur’an dan mengantar tidur mereka dengan senyuman karena yang paling penting untuk menjadikan mereka generasi emas adalah mengajari mereka untuk bermimpi kemudian terbangun untuk mewujudkan mimpi tadi,” imbuh guru besar Ekonomi Pembangunan ini.
Selain itu, momen Hari Ibu pula diartikan para perempuan profesor sebagai momentum mengingatkan pada kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki. Hal ini rujuk dengan yang disampaikan oleh Kepala Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat UNS, Prof. dr. Ari N. Probandari, Ph.D.
“Pada momen Hari Ibu, kita diingatkan bahwa perempuan harus berperan bersama laki-laki untuk membangun bangsa dan negara, institusi, dan keluarga. Perempuan selain sebagai pendidik pertama, perempuan juga menciptakan generasi yang sehat supaya masa depan cerah,” pungkas Prof. Ari.
Hari Ibu memberikan makna beragam bagi setiap ibu dan perempuan di dunia. Momen ini juga berguna untuk memberikan semangat kepada para ibu dan perempuan untuk terus menjalankan peran mereka sesuai bidang masing-masing. Selamat Hari Ibu untuk seluruh ibu dan perempuan Indonesia. Humas UNS
Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti